Feeds:
Posts
Comments

Archive for October, 2011

Wew..Bukan waktu yang singkat, merintis usaha ini. Usaha yg lahir dari suara hati. Dari teriakan, pemberontakan, kesadaran dan Pencarian Jati Diri. Berawal dari kegalauan sangat…di usia 25tahun. Upps…terlambat yah? Tepatnya setelah saya menikah. Tiba2, suddenly, abruptly sy terbangun di pagi hari, mempertanyakan Gue ini Siapa? Gue ini apa? terus gw ngapain?…sy yakin ini mkn terlambat. Karena hidup sy menggelinding mengikuti alam saja. Meski juga karena ‘alam’ lain yg mempengaruhi. Hah? ooo..Bukan! Di Usia saya yang cukup imut, sudah harus membantu orang tua mengurus rumah tangga. Menjaga, memperhatikan dan berbagi dengan adik2 yg saya cintai sepenuh hati.

Yah, mungkin dimulai sejak SMP…saya bukannya korban bullying tp sedikit merasa tersisihkan dari teman2, krn tubuh saya yg tidak biasa. Bongsor jg enggak. Sedikit berisi, tp memang diatas rata2 teman sekolah yg langsing2. Yea, saya cukup puas menjadi orang biasa banget di sekolah, biasa minder gitu :D. Padahal juga aktif di OSIS, walau sebentar…tp itu ga cukup meninggikan PeDe. Parah yah…jangan ditiru.

Kemudian, SMA…eng ing eng…teteplah, menyandang kaum terpinggirkan, (Ga) Gaul Abis!!! naik sepeda, uang jajan pas2an (dari mana lebih Coy…)–saya ga nyalahin kalau Bokap PNS. Tapi sempetlah diajak teman ke diskotik, meski siang hari bolong kesananya..hehehe (thanks Lisa n Santi udah ngajakin…muah). argh…kadang kesel juga sih, gw ga bisa nemu orang yg cocok buat curhat. Ga ada teman sejati gitu berasanya. CUma ada 1 org, agak ‘nerd’–saya kasih kutip, orgnya ga segitunya sih, itu cuma anggapan teman aja. Dia lebih normal dari saya, di SMP dulu udah gonta ganti pacar. SMA, eh…dia dapat pacar duluan..Bayangin doonggg…gmn sepinyaaaa hidup gw. Kalau boleh protes, muka gue ga mengecewakan amat kok, tp kok ya gak laku2. Meski pada akhirnya ada yg Mau…meski cm bentarr banget.Karena gw ga suka terikat ternyata. Apa? eh…belum kesebut ya, teman yg ‘nerd’ tadi, namanya Pipit. Arghhh…kadang bikin kesalnya lbh banyak daripada senengnya. GImana ga, dia bagi senangnya sama pacarnya, lha giliran curhatnya ke gue. Semakin merana gundah gulana kacau galau dehhh rasanya. Masa2 SMA ingin cepat aja dilalui, karena gw merasa hampa, sepi tak bertepi…ga bebas keluar rumah, ga gaul, les sana sini…itu aja bikin saya ga pinter banget. Kenapa ya? yaa…mungkin karena saya ga pinter. Ga pinter mengatur waktu, terlebih mengatur perasaan. Disaat yang lain dugem saya di rumah aja, nonton tivi, nemeni adik2, sama kluarga. DIsaat yang lain pada ngrumpi, jalan2 di Mal..saya harus repot masak untuk adik2. Ngg…di SMA ini perasaan saya datar aja. Kalau ada yang bilang pengen balik kek SMA aja..maaf yaa…gw ga pengen banget, hahaha….

 

Masa Kuliah…

Uhmm….makin makin sibuk dong saya. Ga lagi jualan Avon kosmetik lagi atau jajanan permen coklat di sekolah adik. Tapi ya sibuk kuliah…hehehe…sambilnya yang banyak :p.. Sambil anter jemput adik2. Anter Nyokap kesana kemari. Agak gaul sih di kuliah ini…maksudnya bisa nongkrong sama teman2. Gaaaa ada capek2nya. aktif juga di HIMA…wew…thanks for such great moments. Walaupun ga lama juga saya menikmatinya. Pelan2 harus mengundurkan diri. Seiring dengan kesibukan orang tua. Tanggung jawab lebih besar lagi pada adik2 saya. Yaa…saya relaaa..demi Negara dan bangsa ini. My father has an important duty n responsibility.Saya ga mungkin memikirkan diri saya sendiri, ga tega melihat adik2 yang stiap saat ditinggal pergi. Ke Luar kota bahkan ke Luar Negeri. Saya sudah tidak sempat memikirkan masa depan, mau jadi apa, mau apa nantinya…kok ga kepikir yah. Yang penting adik2…it is heard so Naive kan ya? but it is true. Hal yang PALING menurut saya HEBAT adalah…saat saya sendiri, harus pontang panting pindah rumah ke Rumah Dinas SEMENTARA…Karena sebelumnya rumah kami satu2nya, ambrol, bocor ga keruan…banjir sebawah lutut. Saat itu orang tua sedang ada tugas ke Luar Negeri. Yang paling menyiksa adalah adik2 saya tidak punya sense responsibility terhadap diri mereka. Yah, mungkin karena usia mereka dan saya adalah kakak tertua dari 3 bersaudara. Walaupun pada akhirnya juga banyak yang membantu, para staf keluarga dan lain2. Buat saya ini adalah pengalaman luar biasa… seluar biasa mereka yang tidak pernah menganggap ini sesuatu banget untuk saya. Lain-lain standar, saya harus bikin surat ijin untuk adik yang sakit, mengambil rapot, mengantar balet….Ga tahu juga ya, adik2 saya ini enjoy aja menikmati hari-harinya…

Yap…Kenapa saya bisa telaten dan sabar mengantar, menemani tidur, dengan begitu telatennya? Karena Eyang…baru saya ingat juga, kenapa saya jd org rumahan, ya tentu krn sdikit paksaan sih, kenapa saya suka masak? kenapa saya suka menjahit? berbakat menjahit, menyulam, merawat…yah, karena bgitulah dulu saya diperlakukan eyang saya. Hampir setiap hari hingga saat ini di usianya yang ke 84 th, beliau masih rajin memasak. Dulu, saya ingat…hampir setiap hari saya melihat beliau menjahit baju untuk dirinya sendiri atau membuatkan saya daster atau baju main. Sampai saya ingat, waktu kecil dulu saking pengennya bisa jahit, dibohongi sama Om dikasi jarum pentul yang dikasi benang. Mana mu’in bisa dipakai njahit, lha wong ada pentolnya. Meski itu kurang baik utk mengobati rasa penasaran saya, itu karena dia sayang, kwatir kalo jarum itu menusuk dan terus ikut pembuluh darah (dalem kan ya mikirnya do’i).

Menjahit, memasak…keibuan banget ya kan saya. Hehehe…itu akhirnya si Kang Mas memilih saya. Bukan karena saya skolah sastra Inggris di Unair, bukan saya aktivis di kampus..ehhh lahhh…karena saya bisa masak. Hmm…padahal saya juga bisa kerja loh, dulu. Mengajar les waktu masih kuliah. Lumayanlah nambah uang saku…

Lha Mestinya, saya biasa dong ngajar? Enggg….long story to tell. Makin kesininya, saya kurang suka. Bukan ga mau berbagi ilmu. Bukan….Karena saya merasakan quantity dan quality time yang luar biasa dengan keluarga kecil saya. Saya mulai leluasa dengan bisnis kecil saya, yang sudah saya rintis sejak kuliah dulu. Saya menyadari, keputusan ini sangat sulit diterima kaum-kaum terpelajar yang pandai-pandai dan terhormat. Namun alam sepertinya berkehendak lain. Mengecewakan orang tua mungkin sudah pasti.

Domestikasi sangat mempengaruhi alur dan jalan hidup saya selama ini. Sehingga saya merasa kesulitan jika harus berjauhan dengan suami, anak dan rumah. Saya ingin mengelolanya dengan penuh konsentrasi. Tidak mungkin saya, meninggalkan berhari2 utk bekerja utk orang lain. Mungkin ini pilihan yang harus saya buat, mendengarkan suara keinginan hati..menjadi diri sendiri seperti yang saya cari selama berpuluh tahun saya hidup. Perlahan tapi pasti, akan saya wujudkan impian saya.

Saya teringat, doktrin yang saya camkan untuk diri saya. Untuk memupus ambisi dan keinginan saya pribadi: “niatku yang penting adik2ku, semoga mereka menjadi orang yang sukses, biarkan saya ada utk mereka”

terdengar sangat naive dan mengada2. Tapi inilah yang selalu saya ingat, untuk memupus ambisi, keinginan, nafsu saya selama ini. Dan kini, adik2ku sudah menjadi Orang yang membanggakan buatku….yang Lelaki nomer 2, Kiki, sudah lulus sarjana Ekonomi UNAIR loh…sekarang sdh bekerja di salah satu perusahaan kontraktor tambang dan mkn menjajaki wirausaha (Go entrepreneur Bro!), yang bungsu, dulu slalu tidur sama saya, yang saya doktrin untuk berani…sekarang sudah lulus Dokter, UNAIR juga loh…hahahaha…ga sadar mereka satu alumni sama saya. Setelah adik2ku usai ni…sekarang saya mikir diri sendiri yaa…mikir ambisi dan nafsu saya yang selama ini terbelenggu. Maaf…adrenalin masa puber dulu itu, sudah saya banting sedemikian rupa. Sekarang saya bangkitkan lagi, untuk meraih MIMPIku ya…Parents, Jangan marah kalau saya tidak mendengarkan, tidak mengggubris bahkan melawan….saya sedang PUBER!!! 😀

—masih ada kelanjutan dongeng ini, nanti lanjut ya…sudah hampir jam 3 pagi–

Read Full Post »